fachri

An Interview with Katrina Wardhana (Founder of Art for Refuge) Compassion Above All

 “What’s challenging is not about becoming a woman who leads, but more about becoming a youth that is able to lead”

That was the answer that I received from Katrina, during our virtual interview when I asked her about the challenges and obstacles she’s been facing as a woman-leader. Being a leader at the age of 18 and having to run a social initiative program, while still having to pursue her degree abroad was never an easy job. Katrina puts herself in each of those outlets, and one of her keys to keeping all things in balance is compassion.

For some of us, oftentimes compassion could be such a challenging and heavy word. Let’s be honest here. Giving, showing affection, being empathetic, being aware and immersed in our surroundings wasn’t something that is easy to do. There’s our ego that plays alongside our hearts when we’re about to leap on to a more compassionate decision. But during my interview with Katrina, she told me about her journey of developing Art for Refuge (AFR), a social initiative program focusing on providing art classes for refugees, where compassion plays one of the most important roles in the process.

Read More

Pemberdayaan Dimulai dari Diri Sendiri Bukan Orang Lain

Asri Wijayanti  – XLFL B5 Surabaya – Founder Jahitin

Asri merupakan alumni Universitas Brawijaya dan pendiri “Jahitin” sejak ia berada di semester 5 bangku perkuliahan. Jahitin merupakan first online personal tailor platform.

Alasan membuat jahitin

Berangkat dari kesulitan Asri untuk menemukan penjahit di kotanya sejak ia SMP dan berlanjut hingga kuliah. Sampai suatu saat pada tahun 2016, ia menemukan penjahit di Kota Malang dengan hasil jahitan yang memuaskan dan waktu yang cepat meskipun berada di lokasi yang tidak strategis, sulit dijangkau, dan jauh dari pusat kota. Dari situ ia tahu bahwa lokasi penjahit tidak mempengaruhi kualitas hasil jahitan. Karena tidak semua penjahit mempunyai modal untuk membuka butik di lokasi yang strategis.

Perjalanan jahitin hingga saat ini

Saat mulai terbentuk, jahitin berfokus agar penjahit bisa mendapatkan pesanan secara online. Pada tahun 2019, Asri berpikir untuk meningkatkan kualitas penjahit meskipun jahitin adalah sebuah usaha sosial. Pelanggan berharap hasil pesanan bagus, sesuai keinginan, dan tepat waktu. Muncullah ide untuk membuat “Jahitin Akademi”. Program ini berhasil bekerja sama dengan Kementerian Desa Tertinggal dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Program ini berfokus untuk memberdayakan penjahit lokal agar mendapatkan pelatihan menjahit, literasi keuangan, dan pengelolaan limbah tenun dengan cara yang mudah. Jahitin akademi telah memberdayakan penjahit lokal di Sumba Barat, Aceh Singkil, Gorontalo, Lombok, dan beberapa daerah lain.

Read More

We Must Utilize an Opportunity to The Fullest Extent Because There’s No One Else to Blame For It

Bradley Gunawan – XLFL B5 Jakarta – Founder AMM (Anak Muda Mengajak)

Bradley majored in Green Economy at Surya University and currently working at OTP Institute, a human capital development company focusing on communication and leadership. He is also running AMM (Anak Muda Mengajak), a youth empowerment community that he and his friends started a few years ago, focusing as a platform for youths to create, collaborate, and contribute for others. Lastly, his XLFL SIP (Social Innovation Project) team has also been continuing to develop the project, JALAJAH, a traveling consultation platform.

AMM (Anak Muda Mengajak)

The background of AMM is basically from Bradley’s thought about education and people development. These two are important in many different ways. Technology and many kinds of advancement might not be optimal if the ones using them are not adequately empowered. That’s why he and his friends established AMM as a platform for aspiring youths to access development opportunities. They feel that program development, especially related to soft skills and networking opportunities, are not widely accessible for many people yet. They also observe that a lot of professionals and more experienced individuals (even to the extent of C-Level & Founders) are actually more than willing to share their knowledge and experience. Hence, they see an opportunity there.

Read More

Empower More, Get Back More

Jessica Triady – XLFL B6 Medan – Founder WolleWolly

The restriction of freedom and mobility which women experienced due to gender discrimination at that time was the reason behind Kartini’s aspiration. Just like Kartini, Jessica Triady also recognizes the same problem. Many women are experiencing restrictions, one of which is due to financial difficulties. They are prevented from exploring their potential since they cannot afford to.

Through her business in handcrafting called WolleWolly, Jessica realizes that she can do something to help address this issue. She then turns WolleWolly to be a social enterprise whose profit is generated to empower underprivileged women in her community. She conducts a free crocheting training for them with an aim to equip them with a handcrafting skill. As a result, the women can eventually produce something to be sold and earn extra income from the sales. So far, she has empowered more than 50 women and some have successfully made their crocheting skill their paid hobby.

Read More

Doing the Extra Mile: From XLFL to a Pageant

Muhammad Hafizh Mushawwir – XLFL Batch 7 Pontianak, Universitas Tanjungpura

Meet Hafizh — Stiff, a little bit shy, always uncomfortable under a spotlight, but he is a hard worker. That day, when his Ted Talk challenge practice was given with sharp reviews; that he was too stiff, looked awkward, he knew that he needed to push himself harder to change. Those reviews taught him hard. The real challenge awaited. He chose not to repeat the same mistakes, he made sure it would be something different. For the follow-up Ted Talk challenge, he picked the most unexpected and different theme, to talk about a pageant, his pageant experience.

Read More

Menginspirasi Melalui Platform Women on Work!

Ubay Syakhisk Arbi Mohamad – XLFL Batch 7 Bandung – Project Leader dan Co-founder Women on Work!

Halo Ubay! Women on Work! itu apa sih?

Women on Work! Adalah pilot project untuk membantu para perempuan yang pernah menjadi korban kekerasan seksual dengan menyelenggarakan konseling online dan offline di lima kota (Madiun, Jakarta, Bandung, Jogjakarta, dan Surabaya) dalam waktu 1,5 bulan.

Wahhh, kapan nih project ini berjalan?

Project ini berjalan selama bulan November 2018 – Januari 2019. Project ini baru ada satu batch, dan di batch pertama itu kami ada lima peserta dari lima kota yang berbeda.  Karena ini project perdana, jadi banyak yang belum berani membuka sesi online counseling untuk kasus spesifik ke pelecehan seksual. Alasannya karena trauma yang dirasakan tiap orangnya berbeda, bisa tergantung dari sisi relationship antara si wanita dan pria, atau faktor eksternal seperti tiba-tiba dilecehkan gitu.

Read More

Membangun Mimpi dari Desa Pesisir

Dyah Ayu Candra Shakti – XLFL B8 Surabaya – Fasilitator Book On Wheels

Hallo Dyah! Ceritain dong Book on Wheels itu apa?

Book on Wheels (BOW) adalah salah satu gerakan membaca berbagai buku yang dikumpulkan dari para donatur bagi anak-anak yang jauh dari kehidupan kota yang telah berdiri sejak tahun 2016. Alasan terbentuknya BOW ialah karena masih banyak sekolah yang tidak memiliki perpustakaan terutama yang berada di daerah pesisir. Awalnya,  saya berpikir bahwa tempat tinggal saya dulu di Kalimantan Selatan sudah cukup terpencil. Namun ternyata, di Pulau Jawa tempat tinggal saya sekarang inipun saya bisa menemukan wilayah yang belum terjangkau pendidikan yang layak yakni Tulungagung. Jadi muncul inisiasi untuk membentuk platform gerakan membaca bagi adik-adik di Tulungagung.

Read More

Menginspirasi dengan Saling Berbagi!

Words By Atsila Fitri Malik – XLFL B7 Bandung – Founder Bagi-bagi

“Menolong bisa dimulai dari diri sendiri melalui hal sederhana.” Kalimat tersebut terbukti dengan aksi yang dilakukan oleh Atsila Fitri Malik, XL Future Leaders Awardee Batch 7 yang mendirikan sebuah platform untuk menolong orang-orang  yang membutuhkan kebutuhan sehari-hari (makanan, baju, dll) melalui sebuah platform bernama “Bagi-bagi” (@official.bagibagi on instagram).

Platform Bagi-bagi didirikan pada Agustus 2018 lalu oleh Atsila yang awalnya secara pribadi suka bagi-bagi makanan setiap hari Jumat bersama orangtuanya di Jakarta. Saat harus merantau untuk berkuliah di Bandung, ternyata hal baik tersebut tidak hilang. Atsila tetap bagi-bagi makanan kepada orang yang membutuhkan dengan uang jajan yang ia sisihkan sendiri, “Jadi pas kuliah aku cuma bisa beli 2-3 bungkus aja karena duitku tidak cukup buat beli banyak.” Ungkap Atsila yang kemudian terdorong untuk mengajak teman-temannya ikut menyumbang untuk beli makanan orang-orang disekitar. Ternyata teman-teman Atsila juga merespon positif kegiatan tersebut sampai akhirnya tercetus ide untuk membentuk sebuah platform agar yang bisa ikut berkontribusi lebih luas lagi dilingkungan kampus Atsila.

Read More

Sneak Peek Managing Change ditengah Pandemi ala XLFL!

Pandemi Covid-19 telah merubah wajah tahun 2020 menjadi penuh cerita akan hal baru dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satunya adalah kampanye untuk tetap #dirumahaja  yang bertujuan untuk memutuskan rantai penyebaran covid-19. Meskipun tetap berada #dirumahaja bukan berarti tidak bisa melakukan apapun seperti biasanya. Justru dengan kecanggihan teknologi saat ini kita tetap bisa melakukan aktivitas seperti biasa, namun dengan cara yang berbeda.

Salah satu kompetensi utama XL Future Leaders, yaitu managing change, memegang peran penting menghadapi perubahan dalam situasi saat ini. Tahun 2020 banyak hal baru yang akan mewarnai XL Future Leaders. Yuk, mari kita simak bersama!

Read More

Kebaikan dan Harapan di masa Pandemi

Apa kabar teman – teman XLFL? Semoga senantiasa dalam keadaan baik dan sehat. Percayalah situasi ini pasti akan berlalu dan akan banyak pembelajaran yang mengubah kita menjadi orang yang baru!

Tidak jarang kita menonton berita dan membaca informasi yang tidak kita yakini kebenarannya. Di situasi yang serba mengkhawatirkan ini, justru yang kita butuhkan adalah sebaliknya, informasi yang justru memberi kita sedikit ketenangan dan kebenaran akan situasi yang terjadi sebenarnya.

Read More