You Are Braver Than You Think

Words by Muhammad Akbar Rusdy

“Undergraduate Researcher – Tridem Research Program, Germany 2017”

Tridem Research Program adalah sebuah program pelatihan penelitian dari DAAD (Deutscher Akademischer Austauschdienst)-organisasi bersama dari institusi pendidikan tinggi dan asosiasi mahasiswa Jerman. Tujuan dari organisasi ini adalah meningkatkan kerjasama akademis di seluruh dunia, terutama melalui pertukaran mahasiswa, akademisi dan ilmuwan. Program ini diberikan kepada mahasiswa dan kerjasamanya kini telah mencakup 3 universitas seperti Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas Gajah Mada (UGM), dan Albert Ludwig University (ALU). Program ini tiap tahunnya melibatkan 30 mahasiswa dari Departemen Antropologi dan Hubungan Internasional yang masing-masing kampus mengirim 10 orang mahasiswanya setelah melalui beberapa tes.

Awalnya saya tidak begitu tertarik dengan program satu ini, karena yang saya dengar semua proses, mulai dari tahap seleksi, observasi sampai dengan presentasi hasil penelitian semuanya menggunakan bahasa inggris, and English was never be my best suit. Tetapi karena banyak teman dari departemen Hubungan Internasional yang mendaftar, akhirnya saya putuskan untuk ikut mencoba.

Proses seleksi Awal adalah Pengajuan proposal penelitian lapangan, dan hanya akan ada empat orang dari Departemen Hubungan Internasional yang akan terpilih untuk Collaboration Research bersama Mahasiswa terpilih lainnya dari UGM dan ALU. Dengan mengajukan Judul ‘Revealing Third Gender Communities in Makassar, Study Case: Komunitas Pelangi” akhirnya saya pun mendaftar. Bermodalkan bahasa inggris seadanya dan ilmu ‘Teknik Ajaib Penulisan’ yang saya dapatkan pada saat Workshop XLFL, tulisan itu pun terkirim. Salah satu alasan saya sebenarnya adalah karena diantara teman-teman batch Makassar, dulunya, saya adalah salah satu siswa yang tertinggal, setidaknya itu yang saya fikirkan, tapi semuanya berubah sejak Kak The Master of Minds meyakinkan dan memotivasi saya disela-sela setiap workshop “Always remember, you are braver than you believe, stronger than you seem and smarter than you think” Sepenggal kalimat itulah yang selalu memotivasi saya untuk mencoba banyak hal-hal baru yang selama ini saya ragu untuk lakukan, dan salah satunya adalah menulis. And the result is Ace! Setelah beberapa kali mencoba, termasuk rutin mentoring tengah malam dengan Leo, tulisan saya pun akhirnya dipresentasikan di 3rd International Journal Conference of Social Science and Humanities, Hong Kong. and Writing is now my favourite Hobby.

Setelah dua Minggu menunggu, akhirnya hasil seleksi pun diumumkan dan nama saya ada diantara empat Mahasiswa terpilih dari Departemen Hubungan Internasional. Tahap Kedua merupakan tahap Observasi, dan Kota Makassar merupakan tempat penelitian untuk tahun 2016 setelah sebelumnya Jogjakarta. Bersama dengan Saskia Esber dari ALU dan Vita A. Dari UGM, saya akan melakukan penelitian di Kota Makassar selama 30 hari dengan judul penelitian “Tourism In Makassar: Tourist Guides Categorization of Visiting Tourists’. yang menarik adalah saya harus menggunakan Bahasa Inggris selama 30 hari penuh. Hal yang tak pernah saya lakukan seumur hidup.

Tahap Terakhir adalah tahap presentasi publik didepan para mahasiswa, akademisi dan Ilmuwan Antropologi, Politik dan Hubungan Internasional dan merupakan tahap yang tersulit, ditambah harus dalam Bahasa Inggris pula. Pada akhir tahap ini hanya akan ada satu orang mahasiswa dari Hubungan Internasional yang akan terpilih untuk mengikuti program selanjutnya di kota Freiburg, Jerman. With all the joy, the good and the bad times yang saya sudah lewati selama dua tahun di kelas XLFL mulai dari demam panggung pertama saya pada saat Pecha Kucha sampai-sampai saya harus mengulang presentasi hingga tiga kali karena gugup, memilih slide yang cocok semalaman di hotel Kak Leo Bersama teman-teman lain untuk presentasi TedTalk, presentasi didepan BOD untuk Telco Challenge, memilih pakaian yang sesuai di kelas Grooming Mba Linda, hingga presentasi SIP harusnya cukup untuk membuat saya tidak begitu gugup pada saat presentasi nanti. ‘This is The Last, Give your best shoot!’ saya meyakinkan diri. Dihadapan para audiens, dosen, mahasiswa dan teman-teman yang selalu mendukung saya, termasuk mereka yang selalu tak henti-hentinya mengingatkan ‘Akbar, your Life happens when you quit your gaming addiction’ karena mereka sendiri tidak sanggup melihat saya yang biasanya menghabiskan waktu 6-8 Jam sehari untuk bermain game online. akhirnya saya pun mempresentasikan hasil penelitan selama 30 hari di Makassar tersebut.

Setelah tiga bulan menunggu, tepatnya tanggal 19 Januari 2017 saya menerima e-mail bahwa saya berhasil lulus untuk Program selanjutnya di Jerman. Orang pertama yang saya hubungi pada waktu itu adalah Leo, untuk mengucapkan terima kasih atas segala bimbingannya selama ini. Saya tidak menyangka bahwa kata-kata Leo pada workshop terakhir ‘I believe in every each one of you, I really do’, ternyata benar adanya.