Pemberdayaan Dimulai dari Diri Sendiri Bukan Orang Lain

Asri Wijayanti  – XLFL B5 Surabaya – Founder Jahitin

Asri merupakan alumni Universitas Brawijaya dan pendiri “Jahitin” sejak ia berada di semester 5 bangku perkuliahan. Jahitin merupakan first online personal tailor platform.

Alasan membuat jahitin

Berangkat dari kesulitan Asri untuk menemukan penjahit di kotanya sejak ia SMP dan berlanjut hingga kuliah. Sampai suatu saat pada tahun 2016, ia menemukan penjahit di Kota Malang dengan hasil jahitan yang memuaskan dan waktu yang cepat meskipun berada di lokasi yang tidak strategis, sulit dijangkau, dan jauh dari pusat kota. Dari situ ia tahu bahwa lokasi penjahit tidak mempengaruhi kualitas hasil jahitan. Karena tidak semua penjahit mempunyai modal untuk membuka butik di lokasi yang strategis.

Perjalanan jahitin hingga saat ini

Saat mulai terbentuk, jahitin berfokus agar penjahit bisa mendapatkan pesanan secara online. Pada tahun 2019, Asri berpikir untuk meningkatkan kualitas penjahit meskipun jahitin adalah sebuah usaha sosial. Pelanggan berharap hasil pesanan bagus, sesuai keinginan, dan tepat waktu. Muncullah ide untuk membuat “Jahitin Akademi”. Program ini berhasil bekerja sama dengan Kementerian Desa Tertinggal dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Program ini berfokus untuk memberdayakan penjahit lokal agar mendapatkan pelatihan menjahit, literasi keuangan, dan pengelolaan limbah tenun dengan cara yang mudah. Jahitin akademi telah memberdayakan penjahit lokal di Sumba Barat, Aceh Singkil, Gorontalo, Lombok, dan beberapa daerah lain.

Pada tahun ini, jahitin akademi mencoba untuk melakukan pelatihan secara online dan fokus pada gerakan “Saya Ambil Peran” untuk memerangi Covid 19. Gerakan ini dimulai dengan kampanye online melalui twitter untuk mengajak masyarakat menggunakan masker kain daripada masker sekali pakai. Gerakan ini juga mengajak penjahit masker kain untuk membuat masker yang sesuai dengan standar dan tentunya bisa dijual.

Cerita menarik di XL Future Leaders

Asri dulu pernah berada di titik terendah dan menganggap ia tidak layak bersanding dengan peserta lain yang sudah berpengalaman di beberapa acara nasional baik internasional yang dia ikuti. Namun, fasilitator Asri yang saat itu adalah Tidar berkata, “Asri, akan ada pertama kalinya bagi semua orang. Kamu kira Soekarno punya pengalaman memerdekakan sebuah negara sebelumnya? Tentu tidak tapi Ia berhasil memerdekakan Indonesia. Kalau tidak ngerti, ya belajar. Kalau tidak tau, ya tanya. Kalau hari ini kita tidak mengerti, dengan belajar besok juga pasti ngerti.” Kata-kata tersebut memotivasi Asri untuk terus berjuang di acara yang ia ikuti dan berhasil menimbulkan kepercayaan diri Asri sehingga ia berhasil mengalahkan peserta yang lebih berpengalaman.

Menurut Asri XL Future Leaders bagaikan pelengkap hidupnya. Ibaratkan dari Bandara Soekarno Hatta mau ke Monas, orang bisa memilih mau jalan kaki, naik bus, naik MRT, dll. Sebagai salah satu bagian dari XL Future Leaders, kita bisa lebih cepat sampai ke tujuan dibandingkan orang lain dan difasilitasi kendaraan agar cepat dan selamat sampai tujuan. 

Saran untuk teman-teman XL Future Leaders  Batch 7, Batch 8 dan yang akan datang

Lakukan apa yg kamu mau !! Sesimpel harus berani untuk memperjuangkan yang kita mau. Jangan beralasan terkait realitas saat ini sehingga tidak bisa mencapai tujuan. Tidak perlu malu akan pandangan orang lain terhadap diri kita. Tetaplah fokus pada faktor yang bisa kita kendalikan dan biarkan faktor yang tidak bisa kita kendalikan menjadi bumbu pelengkap perjalanan hidup.

Pandangan tentang pemberdayaan wanita Asri sering bertemu dengan penjahit wanita baik di dalam kota maupun di luar kota yang menjadi pribadi resesif dibandingkan dengan suami mereka. Terkesan bahwa laki-laki dominan terhadap wanita sehingga suara wanita lama kelamaan akan luntur dan hilang. Contohnya, ada beberapa wanita yang ingin belajar menjahit namun tidak diizinkan suami untuk keluar rumah. Selain itu, ada wanita yang dilarang untuk ikut pertemuan jahitin karena dianggap tidak bisa menghasilkan uang. Namun ternyata wanita bisa menghasilkan uang dari menjahit, bisa menghasilkan uang dari ikut jahitin. Dari situ, pandangan suami terhadap istri mulai berubah. Bahwa wanita juga bisa menghasilkan uang dan berkembang. Jadi, kita harus fokus pada kualitas diri karena pemberdayaan datang dari kita sendiri